“
S’makin lama, s’makin panas aja udara disini .. “ Sahut Yuna
“ Ia .. “ Jawab Nano, teman Yuna
Saat itu mereka sedang berjalan
pulang dari sekolah tepatnya jam satu siang. Walaupun teman-teman mereka yang
lain menggunakan kendaraan untuk pulang, mereka tetap berjalan saja karena
hidup mereka yang sederhana. Sayangnya, dibalik kesederhanaan itu, Yuna, tidak menerima keadaannya saat ini, ia begitu
iri dengan teman-temannya yang lain, sombong dan suka membicarakan orang lain
sayangnya ia hidup hanya berdua dengan Ibunya, ayahnya telah lama pergi
meninggalkan Yuna dan Ibunya karena kemiskinan yang mereka alami. Dan Nano
sudah terbiasa dengan itu semua, seakan-akan telinga dan semua tentang Yuna
hanyalah sifat sementara.
“ Aku duluan ya.. “ Kata Nano sambil
melambaikan tangan.
Tiba-tiba sebuah mobil lewat
dan
memercikkan lumpur ke badan Nano. Yuna yang melihatnya tertawa dan merasa
jijik, langsung pergi begitu saja, tanpa ada pertolongan sedikit pun. Nano yang
sudah terkena lumpur hanya diam saja, dan pergi, walaupun ia berharap ingin
ditolong oleh Yuna, sayangnya ia tetap bersikap tidak peduli. Ketika Yuna
sedang di rumah,
“ Bu.. Bu… Aku mau makan.. “ Teriak
Yuna
“ Maaf nak ..” Jawab si Ibu.
Karena kesal tidak ada makanan di
rumah, ia marah lalu masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya, Ibunya hanya
bisa bersabar dan mengelus dada.
“ Nak.. sekarang sudah magrib,
shalat dulu ya .. “
“ Ngantuk ..”
Yuna hanya bisa bermalas-malasan di
kamarnya tanpa memperdulikan Ibunya. Saat itu, Nano datang untuk mengerjakan
tugas bersama. Namun, Yuna hanya diam dan bermain hpnya Nano, walaupun Nano
sudah berulang kali menegurnya, tetapi Yuna masih saja tidak peduli dan
melanjutkannya. Hingga larut malam tiba, Nano yang mengerjakan sendiri tugas
tersebut sementara Yuna bermain hingga tertidur .
“ Nano.. sabar ya nak ..” Kata si
Ibu.
“ Ia bu, kalau begitu saya pulang
dulu bu ..” Sambil merapikan buku, tetapi ia melupakan hpnya.
Takut untuk membangunkan Yuna yang
sudah tertidur pulas, si Ibu membiarkannya tidur di tempat duduk. Tiba-tiba ia
terbangun mendengar hpnya Nano berbunyi karena ada sms yang masuk, ia pun
membacanya. Sms tersebut membuat Yuna sangat marah, isinya mengenai teman Nano
yang tidak menyukai Nano berteman dengan Yuna dan membicarakannya .
Pagi, ketika di kelas, Yuna
mengembalikkan hp Nano dan memarahinya. Nano yang tahu bahwa itu adalh salah
paham, menangis dan pergi begitu saja. Yuna yang masih kesal mengenai sms
tersebut tidak memperdulikan Nano, ia memarahi Nano sambil berteriak membuat
satu kelas malihatnya. Tiba-tiba saja, ia merasa pusing dengan wajah pucatnya
dan pingsan.
“ Yun.. kamu gag apa-apa? “ Kata
Nano
“ Pergi.. jangan dekat-dekat dengan
ku lagi ! “ Jawab Yuna sambil mendorong Nano
Setelah keadaannya membaik, Yuna
langsung mengambil tas di kelas dan pergi tanpa meminta izin untuk pulang
sekolah. Nano yang melihat keadaan tersebut sangat sedih dan menyesalinya, dan
ia pun mengikuti Yuna karena takut mengenai keadaan Yuna.
Sesampainya di rumah, Yuna merasa
pusing kembali, tangannya yang berkeringat dan mukanya sangat pucat, sayangnya
saat itu si Ibu sedang pergi bekerja. Tiba-tiba Yuna terjatuh.
“ Yuna… Yuna… sadar Yun… “ Kata Nano.
Keadaan mereka yang sederhana, tidak
memungkinkan Yuna untuk dibawa ke rumah sakit yang mahal untuk di periksa. Yang
akhirnya Yuna hanya di istirahatkan di kamarnya. Yuna terus pingsan hingga 2
hari berturut-turut, si Ibu sangat sedih melihatnya dan terus bekerja dari pagi
hingga malam untuk mencari uang agar bisa membawa Yuna ke rumah sakit. Sama
seperti si Ibu, Nano juga ikut membantu Yuna untuk mencari sumbangan di
sekolah, sayangnya sedikit yang mau menyumbangkan uangnya untuk membantu Yuna,
mengingat Yuna sangatlah sombong dan tidak peduli dengan keadaannya sendiri.
Dan ketika di rumah ..
“ A..duh… kenapa badan ku lemas
sekali … Aku lapar “ Kata Yuna.
Ia pun mencoba untuk berjalan dan
mencari Ibunya, sayang.. Ibunya tidak ada di rumah. Ia terus memanggil Ibunya
dan menunggunya untuk dibuatkan makanan. Tetapi, karena ia tidak mengetahui
Ibunya sedang bekerja, ketika Ibunya sudah pulang dari pekerjaan
“ Ibu kemana sih ?? Aku itu di rumah
sendirian dan lapar, Ibu harusnya ngerti dong .. “ Kata Yuna, dengan nada marahnya
“ Maaf nak, tadi Ibu.. “
“ Udah.. sekarang aku lapar “
Ibunya menangis melihat Yuna
bersikap seperti itu, walaupun begitu Ibunya tetap sabar dan membuatkan Yuna
makanan seadanya saja. Yuna yang melihat masakan tersebut, tidak memakannya
tetapi marah-marah karena yang di masak Ibunya hanya nasi dan sayur petikan
dari belakang rumah. Semakin marah dengan keadaannya, ia pun pergi. Tiba-tiba
kejadian yang tak terduga menimpa Yuna, ia tertabak mobil ketika berlari.
Melihat kejadian tersebut, Ibunya cepat-cepat menolongnya dan tanpa berpikir panjang,
langsung membawanya ke rumah sakit.
“ Yuna.. sadar nak.. “
“ Sabar ya bu “ Kata Nano
Kejadian tersebut membuat Ibunya
sangat bingung dan mencari pinjaman uang kemana-mana, namu tidak ada yang mau
menolong karena biaya rumah sakit yang begitu mahal dan banyak yang tahu bahwa
Ibunya Yuna tidak sanggup untuk membayar. Hingga akhrnya, Ibunya menjualkan
rumahnya kepada salah satu temannya, setelah mendapatkan uang, Ibunya langsung
kembali ke rumah sakit.
“ Ibu.. bu.. Kenapa aku tidak bisa
mlihat ..?? Kenapa bu?? “ Kata Yuna dengan panik.
“ Sabar nak.. Karena kecelakaan
tersebut dan kondisimu yang lemah, kamu buta ..”
“ Aku gag mau buta bu… gag mau ..”
Ibunya telah menyiapkan dirinya
untuk di operasi dengan hasil uang di dapat tanpa diketahui oleh Yuna. Nano
yang melihat hal tersebut, ingin marah ke Yuna karena perbuatannya selama ini
yang tidak sopan dengan Ibunya, walaupun begitu, Ibunya menahan Nano untuk
memarahi Yuna dan tidak member tahu Yuna mengenai operasi mata tersebut. Hingga
jadwal yang telah ditentukan oleh rumah sakit, operasi pun dilakukan. Operasi
tersebut berjalan lancar dan membuat Yuna senang.
Setelah beberapa hari kemudian, mata
yang diperban setelah operasi Yuna pun dibuka. Secara perlahan-lahan ternyata
Yuna dapat melihat lagi.
“ Akhirnya aku dapat melihat lagi
..” Kata Yuna dengan nada senang. “ Dimana Ibu ..??”
“ Ibu kamu ..” Jawab Nano
“ Oh.. aku tahu, pasti si Ibu sedang
sibuk dengan kerjaannya sendiri tanpa memperdulikan kondisi ku sama sekali ..”
“ Yuna ..” Bentak Nano
Setelah istirahat di rumah sakit
untuk memulihkan, Yuna pun dapat kembali ke rumah dan bersekolah seperti biasa.
Ketika sesampainya di rumah, Yuna
bersama Nano kaget karena ternyata yang menempati rumahnya orang lain yang
tidak dikenali Yuna ataupun Nano
“ Apa yang terjadi disini ??” Kata
Yuna, kebingungan .
Tiba-tiba Ibunya dari belakang
sambil membawa tongkat di temani tetangganya datang memanggil Yuna. Yuna yang
kaget melihat kondisi Ibunya, tidak memperdulikannya tetapi memarahi Ibunya
karena rumahnya sudah di jual.
“ Yuna ..” Bentak Nano “ Harusnya
kamu sadar.. kalau ini dilakukan untuk dirimu “
“ Nano.. sudah.. tidak apa-apa ..”
Kata si Ibu.
“ Aku benci dengan Ibu .. “
Tiba-tiba Nano menampar Yuna
mengenai perkataannya yang semakin menjadi-jadi dan tidak mensyukuri atas yang
terjadi padanya
“ Kamu itu harus sadar, saat
kecelakaan, operasi mata sampai biaya untuk operasi matamu ini adalah jerih
payah dari ibu kamu sendiri dari hasil menjual rumah ini, dia rela melakukan
ini semua untuk kamu. Dan sekarang kamu bisa melihat karena bantuan dari Ibu
kamu, ia buta karena mendonorkan matanya untuk dirimu .. “ Kata Nano
“ Aku.. “ Yuna terkaget mengenai
semua penjelasan yang di beri tahu oleh Nano “ Aku minta maaf bu…” Sambil
menangis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar